SEMINAR ILMIAH “ANTIBODY SCEEENING AND QUALITY OF BLOOD PRODUCT ACCORDING TO GOOD MANUFACTURING PRACTICE (GMP)







Pelayanan transfusi darah merupakan upaya pelayanan kesehatan yang memanfaatkan darah manusia sebagai bahan dasar dengan tujuan kemanusiaan dan tidak untuk tujuan komersial. Darah dilarang diperjualbelikan dengan dalih apapun. Pelayanan transfusi darah sebagai salah satu upaya kesehatan dalam rangka penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan sangat membutuhkan ketersediaan darah atau komponen darah yang cukup, aman, mudah diakses dan terjangkau oleh masyarakat. Pemerintah bertanggung jawab atas pelaksanaan pelayanan transfusi darah yang aman, bermanfaat, mudah diakses, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Darah dan produk darah memegang peranan penting dalam pelayanan kesehatan. Ketersedian, keamanan dan kemudahan akses terhadap darah dan produk darah harus dapat dijamin. Terkait dengan hal tersebut, sesuai dengan World Health Assembly (WHA) 63.12 on Availability, safety and quality of blood products, bahwa kemampuan untuk mencukupi kebutuhannya sendiri atas darah dan produk darah (self sufficiency in the supply of blood and blood products) dan jaminan keamanannya merupakan salah satu tujuan pelayanan kesehatan nasional yang penting.

Pengamanan pelayanan transfusi darah harus dilaksanakan pada tiap tahap kegiatan mulai dari pengerahan dan pelestarian pendonor darah, pengambilan dan pelabelan darah pendonor, pencegahan penularan penyakit, pengolahan darah, penyimpanan darah dan pemusnahan darah, pendistribusian darah, penyaluran dan penyerahan darah, serta tindakan medis pemberian darah kepada pasien.
Pengolahan darah harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang didokumentasikan yang memenuhi sistem manajemen mutu untuk unit penyedia darah. Prosedur ini harus didisain dan dilaksanakan dengan cara yang dapat mencegah kesalahan dan meminimalkan risiko kontaminasi bakteri terhadap komponen darah.

Dalam rangka peningkatan mutu, keamanan, dan kemanfaatan pelayanan darah, diperlukan adanya Peningkatan mutu kualitas dari petugas itu sendiri, tempat kerja dan sistem manajemen kebijakan, untuk itu kami dari Perkumpulan Teknisi Pelayanan Darah Indonesia (PTPDI) Jawa Tengah menyelenggarakan seminar Ilmiah dengan Tema “Skrining Antibodi dan Pelayanan Darah Sesuai Dengan Good Manufacturing Practice” bagi petugas yang bekerja di Unit Layanan Darah baik yang ada di Unit Transfusi Darah (UTD) PMI maupun di Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) Se Jawa Tengah. 

Ketua panitia kegiatan Esti dalam sambutanya menyampaiakan bahwa tujuan kegiatan ini adalah : Peserta mengerti dan memahami prinsip, metode, tujuan, kegunaan, kelebihan skrining anti bodi, selain itu juga Peserta mengerti dan memahami prinsip pelayanan darah sesuai GMP di UTD, di Bank Darah Rumah Sakit serta mampu meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dibidang pelayanan darah, lebih lanjut esti menuturkan bahwa antusias tenaga kesehatan dalam pengembangan keilmuan dibidang pelayanan darah sangat tinggi sekali, dari undangan 130 yang disebar semua dapat hadir dan ruangan penuh dengan peserta sehingga tidak ada kursi yang kosong, dari total peserta ada 11 peserta dari dokter spesialis patologi klinik dan 24 dokter umum selebihnya dari PTTD dan analis.

Esti menuturkan bahwa seminar ini menghadirkan 3 narasumber yang sudah teruji dan kompeten dibidangnya yaitu dr. Rini Astuti, MM. Beliau adalah wakil direktur Politeknik Binatrada PMI Semarang dan juga mantan Kepala UTD Kota Semarang, yang akan menyampaikan materi tentang “CPOB di Unit Pelayanan Darah”, pemateri kedua adalah dr. Julia Setyati. Sp.KT(P) beliau adalah seorang penulis dan konsultan dibidang pelayanan darah yang akan menyampaikan materi tentang “Skrining dan Identifikasi Antibodi”, pemateri yang ketiga adalah dr.Harun Nurrachmat, SpPK beliau adalah seorang pratisi dan kepala Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) Tugu Jawa Tengah yang akan menyampaikan materi tentang “Pelayanan Darah Berkualitas di BDRS”, dan pemateri ke empat adalah seorang praktisi dari Jakarta yang sudah malang melintang menimba ilmu dibidang pelayanan darah di berbagai belahan Dunia Muhammad Rizal yang akan menyampaikan materi tentang “Aplikasi Immunohematology di UTD & BDRS”, lebih lanjut esti menuturkan Seminar ini akan dipandu oleh moderator sangat hebat dan luar biasa yang telah mengabdi dipelyanan darah lebih dari 20 tahun saudari Anie Siswati.

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 24 November 2018 di Hotel Pandanaran Semarang Jl. Pandanaran No.58, Kota Semarang, dimulai dari jam 08.00 sampai dengan 16.00 WIB, yang dibuka secara langsung oleh Ketua Perkumpulan Teknisi Pelayanan Darah Indonesia (PTPDI) Jawa Tengah Asrori, dalam sambutanya asrori berpesan bahwa perkembangan ilmu transfusi darah sangat cepat sekali untuk itu kita sebagai pelayan darah harus bisa mengikutinya termasuk dengan skrining antibody beserta teknologinya, dan alur pelyanan darah baik di UTD PMI maupun di Bank Darah Rumah Sakit (BDRS).

Dalam paparan seminar,  dr. Rini Astuti, MM. Menyampaikan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) perlu diterapkan di pelyanan darah bertujuan untuk menjamin darah diproduksi secara konsisten memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan sesuai dengan tujuan penggunaannya. CPOB mencakup seluruh aspek produksi dan pengendalian mutu. Tidaklah cukup bila produk hanya sekedar lulus dari serangkaian pengujian, namun mutu harus dibentuk ke dalam produk tersebut. Produk dibuat dalam kondisi yang dikendalikan dan dipantau secara cermat.

GMP mencakup seluruh aspek produksi (pengambilan, pengujian, penyimpanan, pelabelan, distribusi) dan pengendalian mutu, keamanan kualitas produk darah yang dihasilkan membutuhkan kontrol bahan baku dan proses produksi melalui penerapan GMP yang efektif. Pengujian terhadap produk akhir tidak cukup untuk menjamin keamanan dan mutu produk, mutu harus dibentuk dalam produk, GMP mengintegrasikan mutu dalam tiap tahapan proses pembuatan produk darah Penerapan GMP yg efektif dapat menjamin ketertelusuran (traceability) donasi, mulai dari proses donor sampai ke resipien lanjut Rini dalam paparanya. 

Aspek Utama GMP meliputi Manajemen Mutu, Personalia, Dokumentasi, Bangunan, Fasilitas, dan Peralatan, Kualifikasi dan Validasi, Penanganan Bahan dan Reagen Pembuatan Pembuatan, Analisis, dan Servis Berdasarkan Kontrak, perlu diperhatian komitmen bersama dari semua pihak mulai dari Input, Proses dan Output. Tutur Rini.

Sementara dr. Julia Setyati. Sp.KT(P) menyampaikan bahwa tujuan dilakukan skrining antibody adalah Untuk mendeteksi / menyaring ada/ tidaknya  unexpected antibody / irregular antibody/ clinically significant antibody (non ABO), Hampir semuanya  alloantibody   dibentuk akibat antigen asing / sel darah merah dari individu lain sama species. Individu  membuat alloantibody , dimana individu tersebut tidak mempunyai antigen sehingga membuat antibodi terhadap antigen asing terhadap individu lain tersebut.

Julia yang keseharianya sebagai konsultan di pelayanan Transfusi darah UTD PMI Kota Semarang mengungkapkan Clinically significant antibody : biasanya  adalah antibodi IgG yang bereaksi  ,terutama pada suhu 37ºC atau pada fase AHG. Antibody ditentukan sebagai clinically significant apabila : Dapat menyebabkan reaksi transfuse,  hemolitik, dapat menyebabkan HDN, dapat menyebabkan destruksi sel darah merah / penurunan daya hidup sel darah merah ( anemia hemolitik).  Skrining anti bodi mempunyai karaktristik Sel skrining berasal dari 2 atau 3 individu donor disebut “panel kecil”, Semua sel adalah golongan O yang  mengandung antigen , sekurang-kurangnya 18 antigen dalam 1 vial : D, C, E, c, e, M, N, S, s, P1, Lea, Leb, K, k, Jka, Jkb, Fya, Fyb( hampir semua merupakan antigen yang mempunyai arti klinis). Mengapa golongan O, Yang diutamakan antigen homozygous karena dosis ganda antigen dapat menyebabkan reaksi kuat sehingga dapat mendeteksi antibodi yang lemah.

Pembicara ketiga dr. Harun Nurrachmat,SpPK menyampaikan bahwa Pelayanan  darah yang dilakukan BDRS terintegrasi dengan pelayanan UTD PMI, dan setiap rumah sakit wajib memiliki bank darah. BDRS mempunyai fungsi Sebagai pelaksana dan penanggung jawab pemenuhan kebutuhan darah untuk transfusi di rumah sakit sebagai bagian dari  pelayanan rumah sakit secara keseluruhan dengan tugas yang cukup berat yaitu ; Merencanakan kebutuhan darah, -Menerima darah dari UTD yang telah memenuhi syarat uji, saring (non reaktif) dan telah dikonfirmasi golongan darah, menyimpan darah dan memantau suhu simpan darah, memantau persediaan darah harian/mingguan, melakukan pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus pada darah donor dan darah resipien, melakukan uji silang serasi, melakukan rujukan kesulitan uji silang serasi dan  golongan darah ABO/Rhesus ke UTD secara berjenjang, Menyerahkan darah yang cocok untuk pasien pada dokter, yang meminta atau petugas rumah sakit yang, diberi kewenangan, melacak penyebab terjadinya reaksi tranfusi, meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas BDRS dalam pendidikan dan pelatihan dibidang tranfusi darah, turut aktif dalam sub komite tranfusi darah, mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan sumber daya manusia RS dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan transfusi darah di rumah sakit, melaksanakan penelitian praktis untuk peningkatan mutu pelayanan transfusi darah, melakukan pencatatan, dan pelaporan.


Sementara pembicara yang keempat atau yang terakhir menyampaikan bahwa immunohematologi perlu diterapkan dalam setiap titik kritis dalam alur pelyanan darah. Acara berlangsung cukup meriah dan peserta mengikuti dengan khidmah dan semangat dari pagi hingga acara ditutup dengan pembagian doorprise..   Semoga bermanfaat... Amin..  

Share on Google Plus

About ITTDI JAWA TENGAH

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar